Bakso So’un dan Mie Ayam Sompok

Petang itu hawa terasa dingin. Gerimis turun sejak sore, membuat si bungsu yang kecapekan dengan padatnya kegiatan sekolah sulit bangun dari tidur siangnya. Tapi sebentar lagi dia pasti bangun, padahal makan malam belum tersedia. Aku tidak masak hari itu. Seharian suami tugas di luar dan si bungsu bersekolah dari pagi sampai lewat tengah hari. Jadi meja makan kosong melompong.

Di luar mulai gelap. Ah, dingin-dingin begini paling enak menyeruput kuah bakso yang panas dan pedas. Kebetulan tak begitu jauh dari rumah ada warung Bakso So’un dan Mie Ayam Sompok yang sudah delapan bulan ini buka tapi belum pernah kusambangi. Warung yang sering mengumandangkan lagu bernuansa Belanda ini menempati sebuah bangunan kuno berpelataran luas. Lah, apa ga pernah tertarik mampir? Ooo, jangan salah, tiap kali lewat aku selalu meliriknya. Hanya saja tiap jam makan siang dan makan malam tempat ini biasanya ramai.

Dan petang itu ditingkahi gerimis kecil, kupacu motorku ke jl. Sompok 21 dengan harapan belum banyak pelanggan yang datang. Kali ini harapanku terkabul. Akhirnya kesampaian juga keinginanku. Motor kuparkir di pelatarannya dengan tarif dua ribu rupiah. Lalu masuklah aku, disambut oleh para waiter yang sigap melayani pesanan dengan berbahasa krama inggil (bahasa Jawa halus). Untunglah aku cukup tertarik dengan bahasan krama madya dan krama Inggil waktu mendapat pelajaran Bahasa Jawa di SD dan SMP dulu. Setidaknya aku mudheng apa yang dikatakan meski kemudian kujawab dengan bahasa Indonesia.

Dan petang itu aku pesan untuk takeaway. Dua porsi bakso soun daging dan urat seharga IDR 15 K seporsinya. Berhubung suami tugas sampai malam, dia tak ikut menikmati. Lah, di fotonya kok ada tiga macam menu? Yang sebelah kiri adalah bakso soun pesananku petang itu. Yang tengah dan kanan adalah mie ayam IDR 15 K dan semur ceker ayam IDR 5 K pesanan takeaway suamiku … lusanya.

Dan kira-kira dua minggu setelah mencicipi bakso soun, si bungsu mengajak beli bakso itu lagi, kali ini makan di tempat. Agak berbeda menikmati bakso soun di rumah dan langsung di warungnya. Kalau dimakan di tempat, kelenturan sounnya terasa sangat pas karena langsung diguyur dengan kuah yang panas. Dan kali ini baksonya kami pesan yang bakso daging sebab bakso uratnya sering nyelip di sela-sela gigi.

Bakso Soun dan Mie Ayam Sompok Semarang
Bakso So’un

Untuk menu bakso soun, irisan tipis tahunya menyerap kuah dengan baik, irisan tipis daging sapinya terbilang empuk, bakso daging sapinya pun kenyal dan renyah. Aku suka menyantapnya dengan kuah asli tanpa kecap. Dengan begitu keaslian kaldunya jadi benar-benar terasa. Bila perlu bisa ditambah sendiri dengan sedikit garam meja. Untuk menu mie ayam, aku pakai sausnya sambalnya, sebab tanpa saus rasanya kurang nendang. Semur ceker ayamnya? Dari dua porsi yang masing-masing berisi tiga buah ceker ayam, rata-rata tergolong empuk, hanya satu ceker yang terasa alot. Rasa bumbunya standar.

Bakso Soun dan Mie Ayam Sompok Semarang
Menu Bakso So’un dan Mie Ayam Sompok

Inilah menu Bakso So’un dan Mie Ayam Sompok yang bisa menjadi alternatif kuliner selain Waroeng SS Spesial Sambal Sompok yang sudah lebih dulu terkenal. Dengan harga yang terjangkau, tak heran jika pengunjungnya datang dari berbagai kalangan penikmat kuliner Semarang.

Bakso So’un dan Mie Ayam Sompok (dekat Waroeng SS Spesial Sambal Sompok)
Jl. Sompok 21, Semarang
Telp. 024-8452045
Buka jam 11.00-21.00
Hari Senin libur

27 respons untuk ‘Bakso So’un dan Mie Ayam Sompok

  1. Muthi

    nama-nama makanannya unik mbak, baru dengar aku haha. Jadi lapar dan pengen juga ngerasain bakso so’un dan mie ayam sompoknya plus semur ceker, kayanya enak ya mbak :G Harganya pun lumayan terjangkau.

    Suka

Terima kasih telah berkunjung dan menyempatkan waktu untuk berkomentar