Tertahan di La Dolce Vita

SAMSUNG CAMERA PICTURES
Mumpung si sulung lagi di rumah, keluarlah kami berempat makan siang sesuai permintaannya. Ia pingin ke La Dolce Vita setelah melihat foto-foto yang kuambil waktu aku ke sana bersama dua temanku. “Dessert-nya enak,” begitu komentarku pada si sulung, “tapi entah ya kalau main course-nya. Soalnya waktu itu sudah kemalaman, jadi ndak pesan makanan utama.”

Jadilah siang-siang kami meluncur ke daerah Kampung Kali. Jalan yang dulunya rimbun dan sejuk ini sekarang tergolong gersang lantaran pohon-pohon tua yang ada di sepanjang jalan dipangkas biar tidak membahayakan.

Tiba di sana, hanya ada satu keluarga lain yang menghuni salah satu meja. Waktu aku ke sini malam-malam, tempat ini pun lengang.

Setelah duduk dan memilih menu, aku segera berkeliling mengambil foto. Tempatnya ndak besar, tapi lumayan buat objek jepretan kamera saku.

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES
VIP Room, pemesanan minimum 50k per pax
SAMSUNG CAMERA PICTURES
Beginilah pemandangan jalan Kampung Kali dilihat dari dalam.

SAMSUNG CAMERA PICTURES

SAMSUNG CAMERA PICTURES
Di bagian belakang, cahayanya dibikin redup. Kitchen & pantry-nya artistik.

SAMSUNG CAMERA PICTURES

image

SAMSUNG CAMERA PICTURES

Kami tak perlu menunggu lama hingga pesanan tiba di meja. Hanya saja, si bungsu memesan bread pudding sebagai dessert. Dari awal aku sudah beri aba-aba, berdasarkan pengalamanku waktu itu menu ini keluarnya lama. Teman-temanku sudah hampir selesai, bread pudding-ku baru keluar. Enak sih, tapi lama.

Benar saja, sampai kami selesai menyantap seluruh hidangan, itu dessert belum keluar juga. Waktu ditanyakan, dengan sangat hati-hati waitress-nya menjelaskan bahwa bread pudding-nya gagal, jadi prosesnya diulang dari awal. So, kami tertahan lima belas menit lagi di sana. Tidak tega cancel order karena udah terlanjur dibikin. Jangan-jangan waktu aku ke sini dulu kasusnya juga sama, jadi terpikir begitu.

Akhirnya kami nungguin si mungil bread pudding yang akan dibawa pulang saja. Sampai di rumah anak-anak langsung tidur siang. Sorenya baru si bungsu melahap bread pudding-nya. Untung rasanya memang enak.

Dari icip-icip makanan yang kami pesan, juga dari icip-icip pesanan temanku waktu itu, seleraku lebih klik ke dessert-nya. Minumannya oke. Bagiku tempat ini lebih enak buat ngobrol santai sambil nyemil ringan.

SAMSUNG CAMERA PICTURES
Aglio Olio with Dorry pesanan suami
SAMSUNG CAMERA PICTURES
Grilled Gindara Steak pesananku
SAMSUNG CAMERA PICTURES
Hungarian Goulash pesanan si sulung
SAMSUNG CAMERA PICTURES
Bacon Wrapped Chicken Tender pesanan si bungsu
SAMSUNG CAMERA PICTURES
Wildberry Iced Tea, Kiwi Mojito, Peach Mojito Iced Tea, Mango Smoothie
Iklan

14 respons untuk ‘Tertahan di La Dolce Vita

  1. ratusya

    Ya ampyun mbak, makanannya sih cakep2 banget, tapi porsinya itu loh bikin keki. Hmmm kenyang tuh mbak?
    Semacam resto fine dining ya?
    Makasih kunjungannya ya.
    Blognya cakep banget

    Suka

  2. Lidha Maul

    menunya terlihat kecil ya mbak, tapi emang standarnya kali, kalo soal harga ya pas lah. Itu bread pudding kalau dari pengalaman lama, sekarang lama, berarti ya emang ciri khas mengolahnya dong ya. Kayaknya kalau saya pengen cicip mango smoothie (kalau 😀 )

    Suka

    • evylia hardy

      Sepertinya emang mengolah menu yg satu itu butuh waktu cukup lama #nanti mau bikin sendiri ah
      Kebetulan juga gagal, jadi ya harus lebih sabar 🙂
      Mango smoothie aku malah blum sempat nyicip loh, tapi kata suami enak

      Suka

Terima kasih telah berkunjung dan menyempatkan waktu untuk berkomentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s