Merindumu Kala Senja di Pantai Marina

Kalau bisa, kuingin kau di sini selamanya. Di sisiku. Tak pernah puas menikmati hadirmu. Tawamu menuntun hatiku makin lekat padamu. Cemberutmu membuatku kesal, namun sirna begitu senyummu terbit lagi. Aku merindumu.

Belum puas rasanya menimangmu. Belum puas mendongeng untukmu. Masih rindu bersusah payah menerjemahkan kosakata ganjilmu. Kau selalu menjadi putri sulung mungilku. Tak peduli berapa pun usiamu.

pantai Marina

Senja di Pantai Marina merapat di cakrawala, tanpamu. Ada sesuatu yang hilang. Senjakala tak berhasil membuatku takjub seperti biasa. Aku sibuk dengan resahku. Aku merindumu.

Sedang apa pun kau di sana, putriku, hatiku ada bersamamu. Berkaryalah, putriku, mengabdilah. Di tempat yang kaupilih, seturut panggilan jiwamu, berilah dengan sepenuh hati.

Sugapa, Papua, kutitipkan putriku ke pangkuanmu. Enam puluh hari lamanya, kupercayakan sulungku di bumimu. Ajarlah ia tentang prakata kehidupan. Ajarlah ia untuk kian mencinta.

Senja pun melarut. Petang pun turun. Aku masih merindu. Di sini, di sisi Pantai Marina.

Iklan

29 respons untuk ‘Merindumu Kala Senja di Pantai Marina

Terima kasih telah berkunjung dan menyempatkan waktu untuk berkomentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s