Teman-teman yang hobi scroll reels Instagram, feed TikTok, SnackVideo dan sejenisnya pasti pernah menjumpai transisi aplikasi yang bikin kepala nyut-nyutan. Seperti itulah yang kualami saat searching tentang peristiwa kelam yang terjadi belum lama ini, tragedi Kanjuruhan.
Konten yang mengangkat topik Kanjuruhan bukan lagi berseliweran tapi sudah berkelebatan, mirip transisi aplikasi yang bikin ngelu (pusing) bagi yang punya kecenderungan vertigo. Banjir animo para pembuat konten berujung pada maraknya kesimpangsiuran informasi. Faktor timing dalam mengunggah berita, upaya mendongkrak reads and views dan mengeruk cuan membuat elemen check and recheck meluncur ke urutan bawah. Walau tak bisa dipukul rata, harus diakui banyak sekali yang berlomba mengunggah berita tanpa mengacu pada sumber yang terpercaya. Akibatnya? Opini-opini prematur bergulir liar. Belum lagi kecaman dan pembelaan –komplet dengan aksesori umpatan– meluncur deras dari pihak-pihak yang pro-kontra.
Sampai di situ aku memutuskan untuk jeda. Otakku terengah-engah mengikuti informasi yang makin ke sini makin melesat ke sana kemari. Dan kurasa, aku perlu membetulkan hati … Lanjutkan membaca “Tragedi Kanjuruhan dan Rasaku”